Membuat Program Literasi di Sekolah Dasar
Meningkatkan
Budaya Literasi Pada Peserta Didik Melalui Kunjungan Wajib Perpustakaan dan
Program “One Week One Book”
Sub
Tema: Program Penghidupan Gerakan Literasi
1. Membuat program poster-poster atau
posterisasi yang mewajibkan peserta didik secara bergiliran untuk membuat
poster dengan ajakan positif.
2. Menciptakan media aktualisasi karya
anak melalui mading di setiap kelas. Disusun sedemikian rupa agar bisa
menyajikan informasi secara menarik.
3. Meningkatkan budaya literasi pada peserta
didik melalui kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”
4. Mengembangakan ketrampilan peserta
didik melalui pohon literasi dengan membuat replika pohon.
5. Menyediakan tempat baca yang menarik,
nyaman dan inovatif melalui pojok baca
Dari ke-lima ide prakarsa tersebut
saya akan fokus pada ide prakarsa nomor 3 tentang meningkatkan budaya literasi
pada peserta didik melalui kunjungan wajib perpustakaan dan program “One
Week One Book”.
LATAR
BELAKANG
Literasi merupakan kemampuan
seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan
memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Literasi juga
dapat diartikan sebagai kemampuan berbahasa seseorang (menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai
dengan tujuannya.
Berdasarkan
survei yang dilakukan Program for International Student Assessment
(PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation
and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62
dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat
literasi rendah. Sementara UNESCO menyebutkan minat
baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang
Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s
Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State
Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60
dari 61 negara soal minat membaca.
Oleh
sebab itu pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang lebih diarahkan
pada anak usia sekolah. Pemerintah juga meluncurkan program Gerakan
Literasi Nasional (GLN). Sekolah menjadi salah satu tempat pembudayaan literasi
masyarakat. Pada pelaksanaan GLS terdapat tiga tahap inti yaitu :
1. Tahap pembiasaan: pembiasaan kegiatan
membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah. Pembiasaan ini bertujuan
menumbuhkan minat terhadap bacaan dan kegiatan membaca dalam diri warga
sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan
kemampuan literasi peserta didik. Penumbuhan minat baca dapat dilaksanakan
melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud no.
23 tahun 2015).
2. Tahap pengembangan: pengembangan
minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi. Kegiatan literasi pada tahap
ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan
pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara
kreatif melalui kegiatan menangapi bacaan pengayaan. Meningkatkan kemampuan
literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.
3. Tahap pembelajaran: pelaksanaan
pembelajaran berbasis literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan
untuk mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman
pribadi, berpikir kritis dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif. Meningkatkan
kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan
strategi membaca di semua mata pelajaran.
Pada
tahap pembiasaan, banyak sekolah dasar belum melaksanakan kegiatan 15 menit
membaca dengan konsisten. Seperti halnya di SDN Pekacangan, pembiasaan membaca
15 menit sebelum pembelajaran jarang dilakukan. Padalah terdapat buku bacaan
yang dapat mendukung kegiatan literasi tersebut. Pemanfaatan perpustakaan juga
belum maksimal, peserta didik jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca
buku. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa minat baca peserta didik di SD N
Pekacangan masih renadah. Oleh sebab itu, munculah ide prakarsa yang akan
dilaksanakan adalah meningkatkan budaya literasi pada peserta didik melalui
kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”.
Pelaksanaan
program kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”
diharapkan dapat menumbuhkan minat baca peserta didik dan kegiatan membaca
tertanam sejak dini sebagai pembiasaan peserta didik untuk mempersiapan
kehidupan dimasa mendatang.
PEMBAHASAN
Kegiatan
kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”
dilaksanakan di SD N Pekacangan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Kegiatan
ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca peserta didik di SD N Pekacangan
dan menjadikan kebiasaan membaca sebagai budaya. Peran perpustakaan menjadi
salah satu factor pendukung dalam menerapkan kegiatan tersebut.
Mangnga
(2015: 41) menjelaskan peran perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar
siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat
kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan siswa
untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari informasi-informasi
yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pustakawan dan siswa yang
akan berbuah prestasi bagi siswa dan kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga
perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebab
dapat mencerdaskan penggunaanya, khususnya dalam mencetak siswa yang
berprestasi.
Guna
meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, peserta didik diwajibkan mengunjungi
perpustakaan. Peserta didik dapat dikenalkan dengan lingkungan perpustakaan
dahulu bisa dengan kunjungan perpustakaan bersama. Ketika pembelajaran, guru
dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Setelah itu, guru dapat
meminta siswa untuk memilih buku yang disukai untuk dipinjam dan dibaca. Hal
tersebut dilaksanakan berulang setiap minggunya. Selain membaca buku, siswa
juga diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca. Pada akhir
semester dapat diadakan apresiasi untuk siswa yang meminjam buku terbanyak dan
lain sebagainya.
Aris
(2022) menyatakan bahwa melalui kunjungan siswa ke perpustakaan, akan mendorong
siswa untuk memiliki kegemaran membaca dan memberikan dampak positif baik bagi
peserta didik, guru, maupun sekolah khususnya dalam memaksimalkan fungsi
perpustakaan sebagai fasilitas sekolah. Dengan kegiatan yang dilakukan secara
konsisten, diharapkan dapat menjadi kebiasaan positif untuk siswa.
PENUTUP
Satuan
pendidikan SD merupakan salah satu tempat yang paling efektif dalam penanaman
literasi. Dengan adanya literasi di sekolah dasar diharapkan mampu menambah
wawasan dan pengetahuan serta dapat meningkatkan empat aspek kemampuan
berbahasa siswa (membaca, menulis, menyimak, dan berbicara). Mewajibkan peserta
didik untuk mengunjungi perpustakaan dan wajib membaca satu buku setiap minggu
merupakan langkah awal untuk menciptakaan kebudayaan gemar membaca di sekolah
dasar.
DAFTAR
PUSTAKA
Mangnga,
A. (2015). Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jupiter Vol.17 Nomor 1, 38-41
Permendikbud
No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
Suharyadi,
Aris & Beny Dwi Saputra. 2020. Strategi Optimalisasi Layanan Perpustakaan
Sekolah Melalui Program “Kanji Kuper” SD Negeri Ngrancah. Nusantara Journal of Information and Library Studies.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar