Sabtu, 19 November 2022

Filosofi Pendidikan Indonesia

DASAR-DASAR PENDIDIKAN KI HAJAR DEWANTARA

Ki Hadjar Dewantara (KHD) membedakan kata Pendidikan dan Pengajaran dalam memahami arti dan tujuan Pendidikan. Pengajaran merupakan proses Pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup anak secara lahir dan batin. Sedangkan pendidikan (opvoeding) memberi tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat.  Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan “Merdeka Belajar” dan pendidikan untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.

Ki Hajar Dewantara memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama. Pendidik hanya dapat menuntun tumbuh kembangnya peserta didik sesuai dengan kodratnya. Agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Pendidikan perlu diperbarui terus menerus dan tetap terbuka pada perkembangan. Perlunya mencari hal yang bermanfaat dan kemudian diselaraskan dengan kultur yang ada di Indonesia agar tercapainya pendidikan yang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman.

Kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk  memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia Barat tentu memiliki karakteristik yang berbeda dengan peserta didik di Indonesia Tengah atau Indonesia Timur.

Oleh karena itu, kita sebagai guru harus memberika dampingan dan pengawasan serta memberikan kebebasan kepada anak untuk mengembangkan pengetahuannya seluas luasnya seiring perkembangan zaman dan tidak terlepas dari fungsi kontrol kita sebagai guru dan orang tua yaitu memberikan motivasi dan memberikan pengertian kepada anak atau siswa agar tetap memegang teguh nilai-nilai atau norma-norma kemanusiaan yang ada sehingga tujun mendeka belajar dapat terwujud sesuai dengan semboyan Bapak Ki Hajar Dewantara yaitu di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, dan di belakang memberi dorongan.

Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter. Menurut Ki Hajar Dewantara, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Budi pekerti juga dapat diartikan sebagai perpaduan antara Cipta (kognitif), Karsa (afektif) sehingga menciptakan Karya (psikomotor). Hal tersebut terdapat pada pendidikan pada kurikulum saat ini. Pada pendidikan,  keluarga menjadi tempat yang utama dan paling baik untuk melatih pendidikan sosial dan karakter baik bagi seorang anak. Dalam pelaksanaanya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).

Disini peran kita sebagai pendidik harus menuntun kebebasan anak tersebut untuk mencapai kebahagiaan lahir batin serta keselamatan anak sesuai dengan kodratnya masing-masing, karena anak dilahirkan sudah mempunyai talenta yang tersendiri, kita hanyalah sebagai penuntun menuju jalan keselamatan. Dalam konteks merdeka belajar, “setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru”. Pendidikan dapat diperoleh dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja. Sekolah bukan satu-satunya sebagai tempat untuk memperoleh pendidikan tetapi sebagai tempat transformasi pendidikan dalam ekosistem belajar.

 

SISTEM AMONG

Guru sebagai teladan dalam budi pekerti dan tingkah laku, guru diharapkan mampu membangkitkan semangat, berswakarsa, dan berkreasi bersama murid dengan membuka dialog dengan murid, berperan sebagai narasumber dan penuntun, guru tidak hanya sekedar memberikan motivasi tetapi juga saran dan evaluasi.

“Momong” merupakan merawat dengan penuh ketulusan dan penuh kasih sayang serta mentransformasikan kebiasaan-kebiasaan baik disertai dengan doa dan harapan. “Among” yaitu memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin dengan merdeka sesuai dengan dasarnya. “Ngemong” adalah proses untuk mengamati, merawat, dan menjaga agar murid mampu mengembangkan dirinya, bertanggung jawab dan disiplin berdasarkan nilai-niai yang telah diperoleh sesuai dengan kodratnya. Maka dari itu, anak harus dituntun untuk mengembangkan dirinya sesuai kodrat dan potensinya dengan kasih sayang yang tulus.

Penting menjadi guru yang memiliki karakter, mampu mengelola dan mengembangkan kemampuan social emosional dan budi pekerti, memiliki tutur kata yang sistematis dan logis serta mudah dipahami murid, mampu menciptakan kenyamanan pada murid, guru yang selalu melibatkan murid dalam pembelajaran, selalu berpihak kepada murid dan mampu memfasilitasi kebutuhan potensi dan kompetensi peserta didik. 

 

Refleksi Diri

Pada awalnya Saya berpikir bahwa pendidikan hanya fokus pada tuntutan kompetensi sesuai kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa yang tertulis dalam kurikulum dan harus menyelesaikan dalam satu semester sesuai dengan target kurikulum.  Setelah mempelajari dasar-dasar Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, kini saya menyadari bahwa pendidikan tidak hanya terfokus pada ilmu pengetahuan saja. Akan tetapi, juga sikap dan keterampilan, budi pekerti dan bagaimana pendidikan dapat memerdekakan manusia sesuai kodratnya.

Langkah-langkah yang nantinya dapat saya terapkan antara lain :Ø

  • Menerapkan pemikiran bahwa setiap guru adalah murid dan setiap murid adalah guru, serta pemikiran bahwa pendidikan dapat diperoleh dimana saja, kapan saja dan dengan siapa saja.
  • Sebagai pendidik saya harus mampu melihat karakteristik dan potensi setiap peserta didik saya.
  • Melakukan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pengetahuan tetapi keterampilan dan sikap. Hal tersebut dapat dimulai dengan saling mengapresiasi ketika ada teman yang melakukan presentasi, menerapkan pembelajaran kooperatif learning untuk meningkatkan sikap gotong royong dan kerja sama.
  • Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Misalnya dengan membebaskan peserta didik mengerjakan tugas dengan kreatifitas dan keinginannya. Memfasilitasi peserta didik dengan segala karakteristik unik mereka.
  • Melaksanakan pembelajaran tidak hanya di kelas. pembelajaran dapat dilakukan di lingkungan sekitar atau dapat juga mengajak peserta didik menonton acara kebudayaan di daerah.

1 komentar:

CONTOH RPP MODUL AJAR IPAS KELAS IV SIKLUS AIR

 MODUL AJAR KELAS IV IPAS AIR SUMBER KEHIDUPAN DI BUMI SIKLUS AIR INFORMASI UMUM A.   IDENTITAS MODUL Pe...