Minggu, 04 Desember 2022

PPG Prajabatan : Program Literasi

 

Membuat Program Literasi di Sekolah Dasar


Meningkatkan Budaya Literasi Pada Peserta Didik Melalui Kunjungan Wajib Perpustakaan dan Program “One Week One Book


Sub Tema:  Program Penghidupan Gerakan Literasi

 

Setelah memetakan hasil dari tantangan yang terdapat di SD N Pekacangan, kelompok kami dapat menyusun ide-ide prakarsa perubahan yang dapat di implementasikan di sekolah tersebut. Ada lima ide prakarsa perubahan diantaranya :

1.      Membuat program poster-poster atau posterisasi yang mewajibkan peserta didik secara bergiliran untuk membuat poster dengan ajakan positif.

2.      Menciptakan media aktualisasi karya anak melalui mading di setiap kelas. Disusun sedemikian rupa agar bisa menyajikan informasi secara menarik.

3.      Meningkatkan budaya literasi pada peserta didik melalui kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book

4.      Mengembangakan ketrampilan peserta didik melalui pohon literasi dengan membuat replika pohon.

5.      Menyediakan tempat baca yang menarik, nyaman dan inovatif melalui pojok baca

Dari ke-lima ide prakarsa tersebut saya akan fokus pada ide prakarsa nomor 3 tentang meningkatkan budaya literasi pada peserta didik melalui kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”.


LATAR BELAKANG

            Literasi merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan potensi dan keterampilan dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Literasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan berbahasa seseorang (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) untuk berkomunikasi dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya.

Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Sementara UNESCO menyebutkan minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen. Artinya dari 1.000 orang Indonesia hanya 1 orang yang gemar membaca. Hasil riset berbeda bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca.

Oleh sebab itu pemerintah menggiatkan gerakan literasi sekolah yang lebih diarahkan pada anak usia sekolah. Pemerintah juga meluncurkan program Gerakan Literasi Nasional (GLN). Sekolah menjadi salah satu tempat pembudayaan literasi masyarakat. Pada pelaksanaan GLS terdapat tiga tahap inti yaitu :

1.      Tahap pembiasaan: pembiasaan kegiatan membaca yang menyenangkan di ekosistem sekolah. Pembiasaan ini bertujuan menumbuhkan minat terhadap bacaan dan kegiatan membaca dalam diri warga sekolah. Penumbuhan minat baca merupakan hal fundamental bagi pengembangan kemampuan literasi peserta didik. Penumbuhan minat baca dapat dilaksanakan melalui kegiatan 15 menit membaca (Permendikbud no. 23 tahun 2015).

2.      Tahap pengembangan: pengembangan minat baca untuk meningkatkan kemampuan literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan mengembangkan kemampuan memahami bacaan dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis, dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif melalui kegiatan menangapi bacaan pengayaan. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan.

3.      Tahap pembelajaran: pelaksanaan pembelajaran berbasis literasi. Kegiatan literasi pada tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya dengan pengalaman pribadi, berpikir kritis dan mengolah kemampuan komunikasi secara kreatif. Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Pada tahap pembiasaan, banyak sekolah dasar belum melaksanakan kegiatan 15 menit membaca dengan konsisten. Seperti halnya di SDN Pekacangan, pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran jarang dilakukan. Padalah terdapat buku bacaan yang dapat mendukung kegiatan literasi tersebut. Pemanfaatan perpustakaan juga belum maksimal, peserta didik jarang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku. Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa minat baca peserta didik di SD N Pekacangan masih renadah. Oleh sebab itu, munculah ide prakarsa yang akan dilaksanakan adalah meningkatkan budaya literasi pada peserta didik melalui kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book”.  

Pelaksanaan program kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book” diharapkan dapat menumbuhkan minat baca peserta didik dan kegiatan membaca tertanam sejak dini sebagai pembiasaan peserta didik untuk mempersiapan kehidupan dimasa mendatang.


PEMBAHASAN

Kegiatan kunjungan wajib perpustakaan dan program “One Week One Book” dilaksanakan di SD N Pekacangan Kecamatan Bener Kabupaten Purworejo. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca peserta didik di SD N Pekacangan dan menjadikan kebiasaan membaca sebagai budaya. Peran perpustakaan menjadi salah satu factor pendukung dalam menerapkan kegiatan tersebut.

Mangnga (2015: 41) menjelaskan peran perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa adalah dari perpustakaan sebagai pusat sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar serta sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan siswa untuk dapat berpikir secara rasional, siswa dapat mencari informasi-informasi yang diperlukan dan dapat terjalin sinergi antara pustakawan dan siswa yang akan berbuah prestasi bagi siswa dan kinerja yang baik bagi pustakawan sehingga perpustakaan sangat berperan dalam peningkatan prestasi belajar siswa sebab dapat mencerdaskan penggunaanya, khususnya dalam mencetak siswa yang berprestasi.

Guna meningkatkan pemanfaatan perpustakaan, peserta didik diwajibkan mengunjungi perpustakaan. Peserta didik dapat dikenalkan dengan lingkungan perpustakaan dahulu bisa dengan kunjungan perpustakaan bersama. Ketika pembelajaran, guru dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Setelah itu, guru dapat meminta siswa untuk memilih buku yang disukai untuk dipinjam dan dibaca. Hal tersebut dilaksanakan berulang setiap minggunya. Selain membaca buku, siswa juga diminta untuk menceritakan kembali isi buku yang telah dibaca. Pada akhir semester dapat diadakan apresiasi untuk siswa yang meminjam buku terbanyak dan lain sebagainya.

Aris (2022) menyatakan bahwa melalui kunjungan siswa ke perpustakaan, akan mendorong siswa untuk memiliki kegemaran membaca dan memberikan dampak positif baik bagi peserta didik, guru, maupun sekolah khususnya dalam memaksimalkan fungsi perpustakaan sebagai fasilitas sekolah. Dengan kegiatan yang dilakukan secara konsisten, diharapkan dapat menjadi kebiasaan positif untuk siswa.


PENUTUP

Satuan pendidikan SD merupakan salah satu tempat yang paling efektif dalam penanaman literasi. Dengan adanya literasi di sekolah dasar diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat meningkatkan empat aspek kemampuan berbahasa siswa (membaca, menulis, menyimak, dan berbicara). Mewajibkan peserta didik untuk mengunjungi perpustakaan dan wajib membaca satu buku setiap minggu merupakan langkah awal untuk menciptakaan kebudayaan gemar membaca di sekolah dasar.


DAFTAR PUSTAKA

Mangnga, A. (2015). Peran Perpustakaan Sekolah Terhadap Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jupiter Vol.17 Nomor 1, 38-41

Permendikbud No. 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti

Suharyadi, Aris & Beny Dwi Saputra. 2020. Strategi Optimalisasi Layanan Perpustakaan Sekolah Melalui Program “Kanji Kuper” SD Negeri Ngrancah. Nusantara Journal of Information and Library Studies.

CONTOH RPP MODUL AJAR IPAS KELAS IV SIKLUS AIR

 MODUL AJAR KELAS IV IPAS AIR SUMBER KEHIDUPAN DI BUMI SIKLUS AIR INFORMASI UMUM A.   IDENTITAS MODUL Pe...